Selasa, 26 Juni 2012

pesona math

Belajar matematika memang menjadi momok bagi siswa, ini karena matematika dari awal sudah dianggap sulit oleh mereka. Memang harus dicari cara yang lebih baik dan menyenangkan untuk membuat siswa senang dengan mata pelajaran yang satu ini. Matematika memang identik dengan rumus-rumus yang memusingkan jika kita tidak bisa memahaminya dengan benar. Setidaknya kita bisa membuat paham dulu siswa tentang bagaimana menyelesaikan permasalahan dalam matematika. Jika mereka merasa sudah mengerti, dengan sendirinya mereka akan mempelajari lebih dalam lagi tentang permasalahan tersebut.

Bagian yang paling dasar menurut saya dalam belajar matematika adalah operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Jika sudah dikuasai cara ini dan dimengerti dengan baik, maka akan memudahkan pengajaran materi selanjutnya. Yang umum harus dikuasai adalah materi persamaan.

Misalnya anak akan menyelesaikan persoalan seperti : 2 + ..... = 8. Penyelesaiannya bagi anak kelas 1 SD bisa dengan benda. Misalkan ada delapan pensil. Kemudian dijelaskan jika dari 8 pensil diambil 2 maka sisanya adalah 6. Jadi angka yang cocok untuk titik-titik tersebut adalah 6 (masih ada cara yang lain lagi yang bisa dikembangkan). Jika anaknya sudah masuk kelas 3 SD perlu diberikan pengertian tanpa menggunakan contoh benda. Dari soal diatas, untuk mencari titik-titiknya, maka diajarkan perubahan tanda. Jika pindah keruas lain, maka jika tandanya tambah menjadi kurang dan jika tandanya kurang menjadi tambah. Ini akan sangat mempercepat anak dalam mengerjakan soal. Ini harus diulang terus sampai anak mengerti. Kita memang harus bersabar ketika mengajar.

Cara mudah dan diluar dari cara umum juga sangat menarik perhatian dari anak. Jika kita berhasil mengembangkan cara yang menarik,anak akan senang dan membuat pengajaran menjadi lebih mudah.
Diterbitkan di: 30 Mei, 2012   

Sumber: http://id.shvoong.com/society-and-news/culture/2294226-membuat-matematika-menjadi-menyenangkan/#ixzz1yxZdGtjA

islami

Menyusun Shaff dalam Sholat

Di bawah ini sedikit disebutkan hadits-hadits yang berkaitan dengan SHAF yang terbagi pada poin-poin secara ringkas :
1. Menyusun shaf
Hadits dari Abu Mas’ud, dari Nabi ﻢﻠﺳﻭﻪﻴﻠﻋﷲﺍﻰﻠﺻ diriwayatkan bahwa beliau ﻢﻠﺳﻭﻪﻴﻠﻋﷲﺍﻰﻠﺻ bersabda :
“Hendaklah yang ada di belakangku (shaf pertama bagian tengah) adalah kalangan orang dewasa yang berilmu. Kemudian diikuti oleh mereka yang lebih rendah keilmuannya. Kemudian diikuti lagi oleh kalangan yang lebih rendah keilmuannya” (HR. Muslim no. 433).
Hadits ini mengandung faedah bahwa menyusun shaf sesuai dengan urutan keutamaan di belakang imam. Hendaknya di belakang imam adalah orang-orang yang lebih faqih di bidang agama dan lebih bagus hafalan/ bacaannya dalam Al-Qur’an dibandingkan yang lain; sebagaimana imam dipilih berdasarkan yang demikian. Hal tersebut mengandung hikmah bahwa bila sewaktu-waktu imam lupa/salah dalam bacaan Al-Qur’an, makmum dapat mengingatkannya. Atau sewaktu-waktu imam ada udzur syar’i (misal batal, sakit, dan lain-lain) sehingga imam tidak bisa meneruskan shalatnya, maka orang yang di belakangnyalah yang akan maju menggantikan dan meneruskan imam sebelumnya memimpin shalat berjama’ah.

2. Meluruskan dan merapatkan shaf
Dalam Shahih Muslim diceritakan bahwa Rasulullah ﻢﻠﺳﻭﻪﻴﻠﻋﷲﺍﻰﻠﺻ meluruskan shaf-shaf kami (para shahabat) seolah-olah beliau meluruskan ‘qadah’ (= kayu untuk anak panah ketika dipahat dan diasah menjadi anak panah), sehingga beliau ﻢﻠﺳﻭﻪﻴﻠﻋﷲﺍﻰﻠﺻ yakin bahwa kami telah menyadari kewajiban kami (untuk meluruskan shaf). Suatu hari, ketika beliau ﻢﻠﺳﻭﻪﻴﻠﻋﷲﺍﻰﻠﺻ sudah hendak takbir, tiba-tiba beliau ﻢﻠﺳﻭﻪﻴﻠﻋﷲﺍﻰﻠﺻ melihat ada salah seorang diantara kami membusungkan dadanya ke depan melebihi shaf. Maka beliau ﻢﻠﺳﻭﻪﻴﻠﻋﷲﺍﻰﻠﺻ bersabda :
“Hendaknya kalian meluruskan shaf-shaf kalian, kalau tidak Allah akan menjadikan wajah-wajah kalian saling berselisih” (HR. Muslim no. 436).
Rasulullah ﻢﻠﺳﻭﻪﻴﻠﻋﷲﺍﻰﻠﺻ bersabda :
“Luruskan shaf-shaf kalian, karena meluruskan shaf-shaf termasuk menegakkan shalat (berjama’ah)”; dan dalam lafadh lain : “karena meluruskan shaf termasuk kesempurnaan shalat (berjama’ah)” (HR. Bukhari no. 723 dan Muslim no. 433).
Hadits An-Nu’man bin Basyir ﻪﻨﻋﷲﺍﻲﺿﺭ : Rasulullah ﻢﻠﺳﻭﻪﻴﻠﻋﷲﺍﻰﻠﺻ menghadap ke arah jama’ah shalat dan bersabda :
“Tegakkanlah shaf kalian, tegakkanlah shaf kalian, tegakkanlah shaf kalian. Demi Allah, bila kalian tidak menegakkan shaf kalian, maka Allah akan mencerai-beraikan hati kalian”.
An-Nu’man ﻪﻨﻋﷲﺍﻲﺿﺭ berkata : “Aku saksikan sendiri, masing-masing diantara kami saling menempelkan bahunya dengan bahu temannya, lututnya dengan lutut temannya, dan mata kakinya dengan mata kaki temannya” (HR. Abu Dawud no. 662 dengan sanad shahih)

islami

Tips Agar Tidak Mengantuk Saat Khutbah Jum’at

Sholat Jum’at adalah sholat yang wajib bagi mereka yang bermukim di sebuah tempat dan dilakukan pada hari Jum’at. Sholat ini pula wajib bagi laki-laki, namun tidak diwajibkan buat perempuan. Namun tidaklah perempuan dilarang melaksanakan sholat Jum’at asalkan aman terhadap fitnah, yaitu disediakan tempat khusus yang terpisah dengan kaum laki-laki. Salah satu pahala yang besar yang ada pada sholat Jum’at adalah datang sebelum khatib naik mimbar.
Rasulullah SAW bersabda:
مَنِ اغْتسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَ نَّمَا قَرَّبَ بُدْ نَةً، وَمَنْ رَاحَ فىِ السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ فَكَأَ نَّمَاقَرَّبَ بَقَرَةً، وَمَنْ رَاحَ فِى السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَ نَّمَا قَرَّبَ كَبْشًااَقْرَنَ، وَمَنْ رَاحَ فِى السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَ نَّمَاقَرَّبَ دَجَاجَةً، وَمَنْ رَاحَ فِى السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَ نَّمَاقَرَّبَ بَيْضَةً، فَاِذَا خَرَجَ اْلاِمَامُ حَضَرَتِ الْمَلاَئِكَةُ يَسْتَمِعُوْنَ الذِّكْرَ.
“Barang siapa yang mandi seperti mandi junub pada hari Jum’at, kemudian dia pergi ke masjid pada kesempatan pertama, maka pahalanya seperti pahala berkorban dengan seekor unta. Barang siapa pergi ke masjid pada kesempatan kedua, maka pahalanya seperti pahala berkorban dengan sapi. Barang siapa pergi ke masjid pada kesempatan ketiga, maka pahalanya seperti pahala berkorban dengan seekor kambing. Barang siapa pergi ke masjid pada kesempatan keempat, maka pahalanya seperti pahala berkorban dengan ayam. Barang siapa tiba ke masjid pada kesempatan kelima, maka pahalanya seperti pahala berkorban dengan sebutir telur. Jika imam (khatib) telah keluar, para malaikat hadir mendengarkan khutbah (tidak ada yang mencatat siapa yang datang setelah itu).” (HR. Muslim